Kamis, 26 Agustus 2010

Bung Karno dan John F. Kennedy

Berikut sederet foto, sejumput kenangan, kemesraan Bung Karno dan John F. Kennedy.
Di mata Sukarno, hanya Kennedy presiden Amerika Serikat yang “mengerti dan menghormati” Indonesia, di saat blok Barat dan Blok Timur tebar pesona meraih simpati dari negara-negara yang baru merdeka, termasuk Indonesia. Kepada Bung Karno di Amerika Serikat, Kennedy berjanji akan berkunjung ke Jakarta. Sayang, pembunuh keji telah memupus nyawa Kennedy, memupus sejarah hadirnya Kennedy di Indonesia. (roso daras)













Sumber

Ratna Sari Dewi, Sang Pujaan Hati



Bung Karno pernah ditulis wartawan suratkabar Amerika, sebagai pria yang gemar melirikkan mata kepada wanita-wanita cantik. Atas tulisan tersebut, Bung Karno menyangkal keras. “Yang benar adalah, Bung Karno menatap setiap perempuan cantik dengan kedua bulatan matanya….” Ia mengagumi setiap bentuk keindahan. Ia menarik nafas dalam-dalam setiap menatap hamparan pemandangan negerinya yang molek. Ia mengagungkan asma Allah setiap melihat wanita cantik ciptaanNya.

Terhadap wanita-wanita yang mengisi hatinya, semua mendapat tempat yang begitu mulia di hati Sukarno. Inggit Garnasih sebagai perempuan gigih, penyayang, dan mendukungnya sejak era pergerakan hingga menjelang Indonesia merdeka. Fatmawati? Ia gadis 19 tahun yang ceria, saat dinikahi. Fatma pun ditaburi cinta Sukarno, karena dia adalah penopang semangat Sukarno di awal-awal republik berdiri.

Hartini? Ah… dialah pembuat sayur lodeh paling enak di lidah Bung Karno. Kesadarannya sebagai “madu”, memposisikan Hartini menjadi seorang istri yang begitu berbakti. Karenanya, Bung Karno membalasnya dengan luapan asmara tiada tara. Tak heran jika dalam wasiatnya, Bung Karno ingin dimakamkan berdampingan dengan Hartini.



Bagaimana pula dengan Naoko Nemoto? Dialah geisha yang begitu sempurna di mata Sukarno. Kecantikannya begitu mempesona, sehingga tak kuasa Sukarno meredam hasrat cintanya yang berkobar-kobar. Gadis Jepang ini lahir tahun 1940, sebagai anak perempuan ketiga seorang pekerja bangunan di Tokyo. Ia lahir dari keluarga sederhana, sehingga Naoko harus bekerja sebagai pramuniaga di perusahaan asuransi jiwa Chiyoda, sampai ia lulus sekolah lanjutan pertama pada tahun 1955.

Setahun kemudian, ia mengundurkan diri, dan menekuni profesio geisha Akasaka’s Copacabana yang megah, salah satu kelab malam favorit yang sering dikunjungi para tamu asing. Ke kelab inilah Sukarno datang pada 16 Juni 1959. Bertemu Naoko, dan jatuhlah hatinya. Setelah itu, Bung Karno masih bertemu Naoko dua kali di hotel Imperial, tempat Bung Karno menginap. Akan tetapi, versi lain menyebutkan, pertemuan keduanya terjadi setahun sebelumnya, di tempat yang sama.

Usai lawatan dua pekan, Bung Karno kembali ke Jakarta. Tapi sungguh, hatinya tertinggal di Tokyo… hatinya melekat pada gadis cantik pemilik sorot mata lembut menusuk, sungging senyum yang lekat membekas. Seperti biasa, Bung Karno mengekspresikan hatinya melalui surat-surat cinta. Cinta tak bertepuk sebelah tangan. Isyarat itu ia tangkap melalui surat balasan Naoko.



Tak lama, Bung Karno segera melayangkan undangan kepada Naoko untuk berkunjung ke Indonesia. Sukarno bahkan menemaninya dalam salah satu perjalanan wisata ke Pulau Dewata. Benih-benih cinta makin subur bersemi di hati keduanya. Terlebih ketika Naoko menerima pinangan Bung Karno, dan mengganti namanya dengan nama pemberian Sukarno. Jadilah Naoko Nemoto menjadi Ratna Sari Dewi. Orang-orang kemudian menyebutnya Dewi Soekarno.

Tanggal pernikahan keduanya, ada dua versi. Satu sumber menyebut, keduanya menikah diam-diam pada tanggal 3 Maret 1962, bersamaan dengan peresmian penggunaan nama baru: Ratna Sari Dewi berikut hak kewarganegaraan Indonesia. Sumber lain menyebut mereka menikah secara resmi bulan Mei 1964. Agaknya, sumber pertamalah yang benar.

Lepas dari kapan Bung Karno menikahi Ratna Sari Dewi, akan tetapi, cinta Bung Karno kepadanya begitu meluap-luap. Jika ia bertestamen agar dimakamkan di sisi makam Hartini, maka terhadap Ratna Sari Dewi, Bung Karno bertestamen agar dimakamkan dalam satu liang.

Faktanya, Hartini dan Ratna Sari Dewi yang begitu terlibat secara emosional pada hari terakhir kehidupan Bung Karno. Hartini yang setia mendampingi di saat ajal menjemput. Hartini pun tahu, dalam keadaan setengah sadar di akhir-akhir hidupnya, Bung Karno membisikkan nama Ratna Sari Dewi. Hal itu diketahui pula oleh Rachmawati.

Rachmawati, salah satu putri Bung Karno yang paling intens mendampingi bapaknya di akhir hayat, luluh hatinya. Tak ada lagi rasa “tak suka” kepada Hartini maupun Ratna Sari Dewi. Rachma sadar, ayahnya begitu mencintai Hartini dan Dewi, sama seperti besarnya cinta Bung Karno kepada Fatmawati, ibunya.

Buah asmara Bung Karno – Ratna Sari Dewi adalah seorang gadis cantik yang diberinya nama Kartika Sari Dewi atau akrab disapa Karina. Bung Karno sempat menimang bayi Kartika, meski jalan hidupnya tak memungkinkan untuk mendampinginya tumbuh menjadi gadis cantik, cerdas dengan jiwa sosial yang begitu tinggi. (roso daras)

Sumber

Selasa, 24 Agustus 2010

Indahnya Pantai Senggigi di Kala Senja Menjelang

Pantai Senggigi adalah tempat pariwisata yang terkenal di Lombok. Letaknya di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Pantai Senggigi memang tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, tetapi seketika kita berada di sini akan merasa seperti berada di Pantai Kuta, Bali. Pesisir pantainya masih asri, walaupun masih ada sampah dedaunan yang masih berserakan karena jarang dibersihkan.



Senja di Senggigi sungguh menawan dan sangat romantis, merah bagai tebaran pesona cinta alam semesta



Pemandangan bawah lautnya sangat indah, dan wisatawan bisa melakukan snorkling sepuasnya karena ombaknya tidak terlalu besar. Terumbu karangnya menjulang ketengah menyebabkan ombak besarnya pecah di tengah. Tersedia juga hotel-hotel dengan harga yang bervariasi, dari yang mahal sampai hotel yang berharga ekonomis.



Sekitar setengah jam dengan berjalan kaki, para wisatawan dapat menjumpai Batu Bolong di pantai ini. Ini adalah sebuah pura yang dibangun di atas karang yang terletak di tepi pantai. Menurut legenda masyarakat setempat dahulu kala sering diadakan pengorbanan seorang perawan untuk dimakankan kepada ikan hiu di tempat ini. Legenda lain mengatakan dahulu banyak para wanita yang menerjunkan diri dari tempat ini ke laut karena patah hati. Dari tempat ini juga terlihat Gunung Agung di Pulau Bali.



Salah satu pesona lain dari senja hari mengantar mentari pergi ke peraduan di pantai Senggigi











Beberapa pesona lainnya dari pantai Senggigi bisa juga dinikmati oleh para wisatawan selain dari indahnya pantai, yaitu budaya dan juga kenyamanan akomodasi yang tersedia disana


Salah satu bangunan candi (Pura) umat Hindu yang ada di pantai Senggigi


Indah dan nyaman, salah satu fasilitas akomodasi di wilayah Pantai Senggigi (Sheraton Resort)


Atau Anda ingin menginap di tempat yang lebih tinggi, seperti di Bukit Batu Layar Senggigi ini


Mungkin kita tidak perlu jauh-jauh ke Phuket, atau ke Langkawi untuk menikmati pesona senja pantai yang romantis, di tanah air kita Indonesia inipun begitu banyak pesona keromantisan alam yang bisa kita nikmati

Senin, 23 Agustus 2010

karya-karya desainer grafis dan ilustrator Vinnik Irina

Spotlight pada karya-karya desainer grafis dan ilustrator Vinnik Irina. menawarkan foto-foto bukunya di mana dia membuatnya hanya dengan sebuah alat tulis

1)



2)



3)



4)



5)



6)



7)



8)



9)



10)



11)



12)



13)



14)



15)



16)



17)




18)



19)



20)







Sabtu, 21 Agustus 2010

Proses pembuatan body sepeda dengan sebuah papan kayu

Simak bagaimana orang-orang telah membangun sepeda pixel mereka. Semua rincian di dalam perakitan patut di acungi jempol.
berikut ini adalah proses pembuatan pembuatan body sepeda dengan sebuah papan kayu...,

1)




2)



3)



4)



5)



6)



7)



8)



9)



10)



11)



12)



13)



14)



15)



16)



17)



18)



19)



20)



21)



22)



23)



24)



25)



26)



27)



28)



29)



30)



31)



32)



33)



34)



35)



36)



37)



38)



39)



40)